Thursday, July 30, 2009

budidaya ulat sutera

Budidaya ulat sutera merupakan salah satu usaha yang dapat ditekuni. Bila dilakukan dengan tata cara yang benar, usaha ini menjanjikan keuntungan.

Selain menghasilkan benang sutera, usaha ini juga dapat diteruskan hingga ke bagian hilirnya, yaitu tenun sutera, sehingga menghasilkan berbagai jenis kain sutera yang halus dan indah.

Salah satu lokasi budidaya ulat sutera dan penenunan kain sutera terdapat di Ciapus, Bogor, Jawa Barat. Pemiliknya Tatang Gozali Gandasasmita.

Rumah Sutera Alam dapat dicapai dari Kota Bogor dengan mengambil arah ke Bogor Barat, ke Kawasan Empang. Kemudian dilanjutkan ke kawasan Ciapus.

Di areal seluas 2 hektar inilah, Pak Tatang Gozali mengembangkan budidaya ulat sutera mulai dari pemeliharaan pohon murbey. Daun murbey digunakan untuk makanan ulat sutera.

Pohon murbey dapat tumbuh subur di berbagai ketinggian tanah, asalkan tanahnya cukup subur dan mendapatkan penyinaran matahari yang cukup.

Bibitnya diperoleh dengan cara distek. Terdapat beberapa jenis pohon murbey, seperti catayana, multi coulis, canva, nigra dan lembang. Daun murbey dapat dijadikan pakan ulat sutera setelah berusia 3 bulan.

Proses budidaya ulat sutera dimulai dari rumah ulat kecil. Ruangan ini harus steril, karena itu saat masuk kedalamnya pengunjung harus mencuci tangan. Di ruangan ini terdapat alat inkubasi telur ulat dan pembiakan ulat kecil. Dari telur hingga berkembang menjadi ulat yang menghasilkan kepompong memerlukan waktu sekitar 15 hari.

Setelah cukup besar, ulat dipindah ke ruangan lain untuk menghasilkan kepompong. Dalam waktu 28 hari ulat sutera akan berubah menjadi kepompong atau kokon.

Kepompong inilah yang nantinya akan ditenun menjadi benang sutera. Kualitas kokon yang dihasilkan sangat ditentukan kesehatan ulat dan kualitas pakannya. Ada beberapa hama yang harus dihindari, yaitu kadal, cicak, tikus dan semut.

Sebelum diolah, kokon direbus dalam air panas dengan suhu 85 derajat celcius selama dua puluh menit. Kemudian ditiriskan dan disikat. Kini kokon siap dipintal menjadi benang sutera.

Pemintalan dilakukan dengan alat pintal tradisional. serat sutera ditarik hingga menjadi benang. Sebanyak 10 kilogram kokon akan menghasilkan sekitar satu kilogram benang sutera.

Benang sutera kemudian ditenun menjadi kain dengan menggunakan alat tenun bukan mesin. Proses penenunan dilakukan dengan peralatan sederhana dengan cara manual. Penenunnya tenaga kerja yang sudah sangat terampil, sangat sehingga menghasilkan kain sutera yang berkualitas.

Kain sutera yang telah ditenun kemudian diletakkan di ruangan penyimpanan. Berbagai motif kain sutera dihasilkan sesuai permintaan pasar. Sangat mudah untuk membedakan antara kain sutera asli ini dengan yang sintetis.

Kain sutera ini dipasarkan ke Jawa Barat dan Jakarta, serta berbagai kota-kota lain di Indonesia. Permintaan yang besar membuat pak tatang kewalahan memenuhi seluruh pesanan. (Helmi Azahari/Ijs)

scrub kepompong ulat sutera

Wajah Cerah dan Halus dengan Scrub Kepompong Ulat Sutera Kepompong adalah cikal bakal kupu-kupu yang cantik. Kepompong ulat sutera saat ini dijadikan perawatan kecantikan. Treatment cocoon scrub atau scrub wajah menggunakan kepompong ulat sutera bisa menjadikan wajah Anda cerah dan halus dalam sekali treatment saja. Seperti apa treatment-nya? Tahukah Anda, kepompong tidak hanya menjadi cikal bakal kupu-kupu nan cantik, tetapi juga bisa membuat Anda cantik. Kepompong memang bisa membuat Anda cantik. Tapi, tidak semua kepompong bisa digunakan. Kepompong yang bisa digunakan adalah kepompong ulat sutera (bombyx mori) yang biasa hidup di pohon murbei dan memakan daun murbei (Morus alba). Lantas apa keistimewaan kepompong sehingga bisa digunakan untuk perawatan kecantikan? Sebuah penelitian ilmiah menunjukkan kepompong mengandung banyak protein. Protein bermanfaat untuk kulit, yaitu untuk mempertahankan kehalusan dan keremajaan kulit. Ilmuwan asal Jerman, Dr Hauschka mengatakan kepompong ulat sutera memiliki komposisi jaringan yang mirip dengan struktur kulit manusia, dengan jumlah asam amino dan pH yang hampir sama. Kepompong ulat sutera juga mengandung zat antibakteri yang bermanfaat melindungi jaringan kulit. Tak berlebihan jika dikatakan kulit yang dirawat menggunakan kepompong ulat sutera akan terlihat lebih cerah dan berkilau. Pasalnya, lapisan fibroin atau protein dari ulat sutera yang bisa membuat kulit bercahaya bak mutiara. Fibroin juga membantu melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet. Perawatan kecantikan menggunakan kepompong ulat sutera bukan hal yang baru. Di negeri tirai bambu China, kepompong ulat sutera sudah digunakan 5000 tahun yang lalu untuk perawatan kulit. Di Jepang, kepompong ulat sutera sudah dimanfaatkan dalam berbagai kemasan praktis yang dijual sehingga bisa melakukan perawatan sendiri di rumah.
deteksi.org

tentang ulat sutera/sutra

ulat sutera (Bombyx mori: "ulat sutra pohon murbei") adalah larva kupu-kupu yang memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil serat/benang sutra. Makanan ulat sutra hanyalah daun murbei (Morus alba). Ia berasal dari utara Tiongkok.

Telur ulat sutra membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk menetas. Ulat sutra menghasilkan kepompong sutra mentah, yang setelah dipintal bisa menghasilkan benang sutra sepanjang 300 hingga 900 meter per kepompong. Seratnya berdiameter sekitar 10 mikrometer.

Sebagaimana umumnya larva/ulat, ulat sutra sangat rakus; makan sepanjang siang dan malam sehingga tumbuh dengan cepat. Apabila warna kepalanya sudah menjadi semakin gelap, ulat sutra akan segera berganti kulit/cangkang. Dalam hidupnya, ulat sutra mengalami empat kali ganti kulit, hingga berwarna kekuningan dan lebih ketat, yang menjadi tanda akan segera membungkus diri dengan kepompong.

wikipedia

Sebelum ulat sutra menjadi matang dan keluar dari kepompongnya (kepompong digigiti hingga rusak dan tidak bernilai ekonomi), kepompong tersebut kemudian direbus untuk membunuh ulat sutra dan memudahkan penguraian seratnya. Adapun kupu-kupu dewasa yang dipelihara untuk bibit ulat sutra tidak bisa terbang.

Karena sejarahnya yang panjang dan nilai ekonominya yang tinggi, genom ulat sutra menjadi salah satu objek penelitian ilmiah.

sejarah

Di Tiongkok kuna, terdapat legenda bahwa sutra yang didapati dari ulat sutra dilihat oleh Ratu Xi Ling-Shi (Hanzi: 嫘祖, pinyin: Léi Zǔ). Ia sedang bertamasya ketika ia melihat kepompong ulat sutra. Lalu digunakanlah jarinya untuk menyentuhnya, dan menakjubkan, selembar benang terkeluar! Apabila semakin banyak keluar dan membaluti disekeliling jarinya, dia perlahan-lahan merasa panas. Apabila sutera itu habis, dia melihat kepompong kecil. Dengan serta merta, sang ratu menyadari bahawa kepompong itu merupakan sumber sutra. Dia lalu bercerita kepada semua orang dan hal ini menjadi dikenal secara luas. Selain legenda ini, terdapat banyak legenda lain mengenai ulat sutra.

manfaat medis
Ulat sutra yang digunakan untuk pengobatan tradisional China adalah "Bombyx batryticatus" atau "ulat sutra kaku" (Hanzi sederhana:僵蚕, tradisional: 僵蠶 pinyin: āngcán). Ia adalah larva kering 4–5th yang mati akibat penyakit muskadin putih disebabkan oleh jamur Beauveria bassiana, dimanfaatkan untuk mengobati masuk angin, mencairkan dahak dan meringankan kejang-kejang